menu

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjN0Z_Tk7TiAhVBtI8KHRl4CCgQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fen.wikipedia.org%2Fwiki%2FGIF&psig=AOvVaw1AKbX0Vg1rdLDfDX8kxe-H&ust=1558786840533854

Senin, 23 Februari 2015

10 Permintaan Iblis yang dipenuhi Allah


Iblis atau setan merupakan mahluk Allah sama seperti kita manusia, akan tetapi manusia berbeda dengan Iblis, mulai dari pembuatan hingga tujuan hidup didunia, Iblis terbuat dari api neraka sedangkan manusia terbuat dari tanah.
10 Permintaan Iblis yang dipenuhi Allah
10 Permintaan Iblis yang dipenuhi Allah
Nabi Adam merupakan manusia yang pertama kali hidup didunia ini, sejak sebelum diciptakan Nabi Adam sebenarnya Iblis telah tercipta terlebih dahulu. Hal tersebut terlihat ketika Nabi Adam diturunkan ke muka bumi ini. Nabi Adam diturunkan ke muka bumi karena Iblis telah mampu menggoda Nabi Adam akan berbuat tercela, sehingga Allah menjadi murka dan menyuruh Nabi Adam untuk beribadah kepada Allah dengan menurunkan Nabi Adam ke bumi.

Tugas Iblis dalam menggoda manusia seperti yang tercermin pada kisah Nabi Adam akan terus bergulir selama manusia hidup di dunia ini hingga akhirat nanti. Iblis menggoda manusia karena Iblis mencari teman untuk diajak ke Neraka Jahanam. Godaan Iblis kepada manusia ada banyak sekali mulai dari godaan na*fsu hingga godaan-godaan yang kecil, semua godaan tersebut akan membuat manusia berbuat tercela sehingga akan menimbulkan dosa. Dosa tersebut akan membuat manusia masuk kedalam Neraka.

Walaupun Iblis sangat dibenci oleh Allah SWT akan tetapi Iblis mempunyai sebuah permintaan kepada Allah dan akhirnya Allah mengabulkan permintaan tersebut. Jika Anda penasaran berikut ini 10 permintaan iblis yang dipenuhi Allah.

1. Iblis meminta agar manusia berbagi dengan hartanya, seperti manusia tidak mezakatkan hartanya, makan dari riba dan Iblis ingin masuk kedalam makanan yang tidak disebutkan nama Allah.

2. Iblis meminta agar dirinya untuk selalu ikut bersama dengan orang-orang yang berhubungan suami atau istri tanpa perlindungan dari Allah (Zi*na).

3. Iblis meminta kepada Allah agar mereka diikutkan bersama dengan orang-orang yang melakukan perjalanan tanpa tujuan yang baik.

4. Iblis meminta kepada Allah agar kamar mandi yang digunakan manusia sebagai rumahnya.

5. Iblis meminta kepada Allah agar pasar dijadikan sebagai masjidnya.

6. Iblis meminta kepada Allah agar Syair dijadikan sebagai Al-Qur’anya.

7. Iblis meminta kepada Allah agar orang-orang yang mabuk dijadikan teman tidurnya.

8. Iblis meminta kepada Allah agar diberikan saudara, yaitu bagi manusia yang membelanjakan harta untuk jalan maksiat itulah saudara Iblis.

9. Iblis meminta kepada Allah agar mereka tidak bisa dilihat manusia, akan tetapi mereka bisa melihat jelas manusia.

10. Iblis meminta kepada Allah agar mereka bisa masuk kedalam aliran darah manusia dan menggoa manusia untuk berbuat tercela.

Nah itulah beberapa permintaan Iblis yang telah dikabulkan oleh Allah, semua permintaan tersebut jika kita pahami lebih mendalam, kita akan mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat besar, yakni Iblis selalu berada disekitar kita dan menggoda kita untuk selalu berbuat maksiat.

Fakta-fakta Besar tentang KA'BAH Yang Disembunyikan Dunia

Ka’bah merupakan sebuah kiblat bagi muslimin untuk menentukan arah mereka bersujud. Ka’bah juga digunakan oleh banyak orang untuk tempat menunaikan ibadah haji.
Namun tahukan Anda bahwa sebenarnya Ka’bah memiliki fakta yang besar dan disembunyaikan dari mata dunia? Berikut ini fakta-fakta unik dan besar tentang Ka'bah yang disembunyikan dari dunia yang mungkin anda belum ketahui.
Fakta-fakta Besar tentang KA'BAH Yang Disembunyikan Dunia
Foto KA'BAH di Mekkah
1. Ka’bah merupakan pusat bumi
Prof. Hussein Kamel merupakan seseorang yang telah membuktikan bahwa pusat bumi berada di Ka’bah atau di Mekkah. Hal ini bermula ketika Prof. Hussein membuat melakukan sebuah penelitian tentang pusat bumi, dari penelitian tersebut menggambarkan sebuah lingkaran yang berbentuk membujur, setelah sisi dari lingkaran tersebut diukur dengan teliti dan diambil garis tengah kemudian didapatlah sebuah pusat bumi yang ternyata terletak di Ka’bah atau Mekkah, fakta yang memperkuat hal ini adalah dengan foto satelit yang muncul pada di tahun 90an.  Dalam foto tersebut terlihat semua benua yang terdapat dibumi seolah-olah menunjukan bahwa condong ke arah Mekkah, di lain sisi bangunan tersebut juga tertata dengan sangat rapi di sisi pulau negara Arab Saudi.

2. Mekkah atau Greenwich?
Bersadarkan pertimbangan bahwa Mekkah merupakan pusat dari bumi, hal inilah yang menjadi perdebatan panas selama 4 dekade terakhir, ada sesorang yang menyatakan bahwa Mekkah merupakan pusat waktu seluruh dunia karena berada di pusat bumi, ada juga yang berpendapat bahwa Mekkah bukanlah pusat waktu, akan tetapi Greenwichlah yang merupakan pusat waktu.

Akan tetapi yang jelas Mekkah tidak dilewati oleh garis GMT, karena Mekkah merupakan nol bujur sangkar sehingga tidak dilalui oleh garis Greenwich yang dimulai dari Inggris, namun apabila Mekkah dijadikan pusat dari waktu, maka kaum muslimin akan lebih mudah dalam melakukan ibadah sholat.

3. Ka’bah merupakan pusat lapisan langit
Lapisan langit yang terdapat di alam semesta ada 7 lapisan, mulai dari lapisan atmosfer yang paling dekat dengan bumi hingga lapisan terluar, lapisan langit tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda, namun memiliki fungsi untama yang sama yakni menangkal semua efek buruk yang berdampak pada kerusakan bumi seperti meteor jatuh, asteroid jatuh dan masih banyak lagi.

Jika Ka’bah merupakan pusat dari bumi, maka secara otomatis juga merupakan pusat dari lapisan langit, sehingga jika ditarik garis secara tegak lurus dari Ka’bah ke langit maka akan didapatkan sumbu atau pusat lapisan langit.

Nah itulah beberapa fakta besar dari Ka’bah yang terletak di Mekkah, kita sebagai kaum muslimin tentunya harus bisa bersenang hati, karena rumah Allah dibumi (Ka’bah) merupakan peninggalan terbesar dan memiliki banyak misteri yang belum bisa terpecahkan hingga sekarang ini.

3 Rahasia Besar yang Disampaikan Iblis Kepada Nabi Musa

Dikisahkan dalam sebuah hadist bahwa iblis pernah mengunjungi Nabi Musa. Iblis tersebut mengunjungi Nabi Musa untuk meminta bantuan agar dirinya tidak dimasukan kedalam Neraka Allah, karena Iblis sudah tahu menderitanya jika masuk ke dalam neraka.
3 Rahasia besar yang disampaikan iblis kepada Nabi Musa
Sosok Iblis
Iblis dimasukan kedalam  Neraka karena dahulu Iblis sangat mengedepankan egonya, Iblis tidak mau sujud didepan Nabi Adam, karena Iblis menganggap bahwa derajatnya lebih tinggi dari pada Nabi Adam, Iblis diciptakan dari api sedangkan Nabi Adam diciptakan dari tanah, hal inilah yang mendasari Iblis tidak mau sujud kepada Nabi Adam, karena hal tersebut Allah murka dan menguntuk para Iblis dan keturunanya untuk masuk kedalam Neraka dihari akhir nanti.

Namun salah satu Iblis tersebut takut masuk kedalam Neraka, Iblis satu ini mendatangi Nabi Musa dan meminta Nabi Musa untuk bertanya kepada Allah, apa yang harus dilakukan Iblis agar tidak masuk Neraka, kemudian Nabi Musa bertanya kepada Allah dan mendapatkan jawaban, setalah keesokan harinya Iblis datang dan meminta jawaban tersebut kepada Nabi Musa, lalu Nabi menjelaskan “Jika Engkau (Iblis) memang ingin bertaubat, Allah perintah padamu supaya Engkau sujud di kuburannya Nabi Adam”, mendengar akan hal tersebut kemudian Iblis sangat marah dan berkata “Dulu ketika Nabi Adam masih hidup, Aku tidak mau sujud! Apalagi sekarang Adam telah jadi tanah! Tidak, aku tidak mau sujud di kuburannya Nabi Adam!” (inilah yang menjadikan Allah mengqodarkan para Iblis untuk masuk ke dalam Neraka).

Kemudian sebelum Iblis meninggalkan Nabi Musa, Iblis berkata “Hai Musa, karena kamu telah baik dan mencoba menolongku, maka sebagai balasannya, aku akan menyampaikan 3 rahasia kepadamu Musa”.

Rahasia Pertama
“Tahukah Kamu Musa, kenapa manusia bisa marah-marah hingga sangat marah sekali ? Penyebabnya adalah Akulah yang sedang berada di hatinya. Aku dapat masuk kedalam pembuluh darah manusia”

Penjelasan: hal ini berarti Iblis sudah membuat atau menggoda manusia untuk selalu marah, dalam sebuah hadist Nabi pernah berkata “Janganlah marah...3x” selain itu Nabi juga mengajarkan oleh orang yang sedang marah untuk membaca ta’awud agar Iblis penggoda dapat menghilang.

Rahasia Kedua
“Tahukah kamu Musa mengapa ketika orang-orang Iman pergi berperang, lalu diantara orang yang beriman itu ada yang lari meninggalkan perang? Itu karena Akulah (Iblis) yang mengingatkan mereka akan harta, dan keluarganya yaitu anak dan istri yang mereka tinggalkan di rumah”

Penjelasan: salah satu dosa besar bagi para muslimin adalah meninggalkan perang, sekarang ini perang dapat disimulasikan sebagai sebuah tugas, apabila seseorang telah meninggalkan tugasnya maka seorang tersebut telah terpengaruh dengan Iblis.

Rahasia Ketiga
“Tahukah kamu Musa, bahwa ketika ada dua orang laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya berkumpul, maka Akulah orang ketiga yang sebenarnya di antara mereka dan Aku telah menggoda mereka sampai mereka melakukan zi*na”

Penjelasan: dari rahasia tersebut maka kita dapat menyimpulkan bahwa seorang lawan jenis yang sedang berduaan saja hukumnya haram, karena orang ketiga dari mereka adalah Iblis yang akan menjerumuskan kedalam perzin*aan.

Nah itulah 3 rahasia besar yang disampaikan iblis kepada nabi musa, kita sebagai manusia harus bisa menjaga diri agar tidak tergoda oleh Iblis dan terjerumus kedalam Neraka Allah seperti yang telah diQodarkan Allah kepada seluruh umat Iblis.

Minggu, 04 Januari 2015

Ayahku Bukan Ustadzku



Bisa jadi dan sangat mungkin ayah adalah sosok tak berilmu, tak hafal dan paham al-Qur’an, dan tak pernah duduk di majelis ilmu. Dan barangkali begitu pula dahulu keadaan leluhurnya walaupun pelaksanaan kewajiban shalat, zakat, dan lainnya tetap terlakasana.
Ayah pula adalah sosok yang berterik mentari di luar sana, bekerja di ladang. Keringatnya selalu saja membasahi pakaiannya untuk tetap menjadi penopang ekonomi keluarga sehingga tak berkesempatan mengajak atau mengajarkan engkau ayat-ayat langit, kalam-Nya yang mulia.
Atau ianya adalah sosok selalu tersapu oleh udara AC dalam ruangan untuk bergulat dengan lika-liku pekerjaan kantor yang menumpuk demi mencari sesuap nasi untuk keluarga. Hanya lemah dan letih tersisa di rumah. Ujungnya, dahulu, pendidikan agamamu begitu terabaikan, tak tersentuh.
Dan kini, ayah hanya menjadi kenangan tersimpan apik dalam album memori karena Allah berkehendak bahwa dialah yang lebih dahulu menghadap Rabb alam semesta.
Tetapi itu adalah ketetapan langit dan telah terjadi. Ingatan masa lalu yang membulirkan air mata tak akan pernah sedikitpun mengubah suratan takdir selamanya. Biarlah, biarlah itu menjadi alur masa silam yang telah terkisahkan untuk menjadi momen berharga di hari ini dan di hari esok sambil menggerombolkan do’a untuk ayah dan para leluhurnya.
Lebih dari itu, ada segenggam tugas yang tersirat dalam petikan takdir, sebuah PR di akhir zaman ini untuk menjadikan diri lebih berkualitas dan berkemilau dari segi ilmu sebagai bekal terindah dan berharga untuk anak-anak kita kelak. Sehingga mereka tak hanya berada dalam pangkuan dan semata buaian namun larut jua dalam pendidikan kita sebagai ayahnya, sebagai ustadznya.
Jika menengok cermin mutiara masa lalu yang indah bercahaya nan harum semerbak, didapati tak sedikit para ulama lahir dari madrasah dan didikan berkualitas sang ayah.
Ahmad bin ‘Abdul Halim namanya yang lebih tenar dengan panggilan Ibnu Taimiyyah, sang Syaikhul Islam yang karya-karyanya melintasi dimensi waktu. Ianya adalah mutiara dan bintang zaman yang terdidik apik dalam mercusuar ilmu sang ayah.
Mata kami terkagum terkagum dan berbinar karena ianya adalah keluarga bintang yang menyinari cahaya Islam dengan wasilah ilmu. Tentang keluarganya, para ulama menyebutkan:
كان جده كالقمر وكان أبوه كالنجم وكان هوا كالشمس
Seperti rembulan kakeknya, bak bintang ayahnya dan Ibnu Taimiyyah sendiri ibarat mentari.”[1]
Para ulama menyebutkan dalam biografi Ibnu Taimiyyah bahwa diantara ratusan gurunya, ilmu sang ayah lah yang paling banyak ia serap.[2].
Kakek dan ayahnya adalah seorang ulama dan mereka saling mewarisi ilmu turun temurun dalam keluarga. Sang ayah menjadi ustadz sang anak dan sang anak menjadi murid sang ayah.
Begitu pula para salaf dahulunya, anak-anak mereka adalah murid pertama dan utama yang menjadi objek pengajaran di rumah. Dengan kata lain, mereka adalah guru dan ustadz untuk anaknya masing-masing, tak semata hubungan anak dan ayah.
Kami menemukan ungkapan imam Malik yang mengisahkan keindahan pengajaran para salaf untuk buah hati di rumah mereka. Imam Malik mengatakan:
كان السلف يعلمون أولادهم حب أبي بكر وعمر كما يعلمون السورة من القرَآن
Dahulunya para salaf mengajarkan anak-anak mereka untuk mencintai Abu Bakr dan ‘Umar sebagaimana mengajarkan surat dalam al-Qur-an.”[3]
Mereka telah mampu menciptakan episode dan kenangan terindah bagi anak-anak untuk menjadi bekal mengarungi kehidupan. Dan ini tumbuh dari dorongan iman jauh sebelum menikah bahwa anak-anak mestilah menjadi murid bagi sang ayah.
Beranjak lebih dekat lagi ke zaman nubuwwah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suatu ketika menyebutkan akan ada hari-hari di akhir zaman nanti dimana ilmu lenyap terangkat, lantas para sahabat bertanya keheranan:
كيف يذهب العلم وقد قرأنا القرآن وأقرأناه نساءنا وأبناءنا
Bagaimana mungkin ilmu lenyap sementara kami membaca al-Qur’an dan kami membacakannya (mengajarkannya -ed) untuk istri dan anak-anak kami?”[4]
Kepada sang Nabi shallallahu‘alaihi wasallam, para sahabat mengungkapkan aktifitas ilmiah mereka di rumah bahwa mereka membaca dan mengajarkan al-Qur’an kepada anak-anak. Tersirat bahwa mereka adalah ustadz dan mu’allim (pengajar) bagi buah hati.
Sungguh kita tersadar, diri ini bukanlah sosok Ibnu Taimiyah yang tumbuh dalam didikan dan pendidikan ‘Abdul Halim, ayahnya, hingga ia tumbuh menjadi mutiara pengemilau zaman hingga hari ini. Kita pun bukan ‘Abdul Halim seorang ulama yang tumbuh dalam didikan dan pendidikan kakek Ibnu Taimiyyah yang berilmu dan mampu mendidiknya hingga ia menjelma menjadi ulama.
Tetapi harapan yang terkomposisikan dengan do’a dan usaha untuk menjadi ayah yang baik sekaligus ustadz bagi buah hati kelak akan selalu ada karena detak jantung ini masih berdegup dan ruh masih berada dalam raga.
Biarlah ingatan masa lalu bahwa “ayahku bukan ustadzku” terkenang dalam memori saja karena telah menjadi suratan takdir. Lalu diri berjanji sepenuh hati, kelak akan menjadi panutan bagi anak-anak guna berusaha menyelamatkan mereka dari api akhirat, tak hanya dari api dunia; dan menjadi pengajar agama buat mereka, tak hanya menjadi semata ayah dalam talian hubungan darah.
Siap menjadi suami dalam balutan bingkai pernikahan sejatinya siap menjadi guru bagi istri dan anak-anak. Maka “Anakku adalah muridku” mesti terpatri dalam hati semenjak kini walaupun diri tak tahu kapan ia menggenapkan separuh agamanya.

End Notes:
[1] Lihat Taisiyr Rabb al-Bariyyah fiy Syarh al-Aqidah al-Wasithiyyah, Dar Ibnu Jauziy, Saudi Arabia, hal 9
[2] Ibid
[3] Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnnah, juz 7, hal 1240, dalam Kun Salafiyyan ‘alal Jaddah.
[4] Lihat Shahih Washaya ar-Rasul, hal 256, jilid 1, Dar at-Taufiqiyah li at-Turats, Mesir.

Raihlah Enam Keuntungan Menggunakan Kalender Hijriyyah


Bismillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Suatu fenomena yang menyedihkan, banyak di antara kaum muslimin yang masih asing dengan kalender mereka sendiri, bukan hanya orang awamnya, namun juga thalabatul ‘ilmi (penuntut ilmu agama) di antara mereka. Padahal di dalam penggunaan kalender Hijriyyah terdapat banyak barakah dan keuntungan. Sayangnya, banyak dari kaum muslimin tidak mengetahui keuntungan-keuntungan yang didapatkan dengan penggunaan kalender Hijriyyah dalam kesehariannya. Nah, berikut enam keuntungan yang bakal Anda dapatkan jika Anda menggunakan kalender Hijriyyah,

1. Menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Ketauhilah,berkalender Hijriyyah merupakan perintah Allah, hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَسْأَلونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji”(QS. Al-Baqarah: 189).
Sisi pendalilan
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan hilal (bulan sabit) sebagai tanda mulai dan berakhirnya bulan, maka dengan munculnya hilal dimulailah bulan baru dan berakhirlah bulan yang telah lalu. Dengan demikian, hilal-hilal itu sebagai patokan waktu dalam kehidupan manusia dan ini menunjukkan bahwa hitungan bulan adalah Qamariy (berdasarkan peredaran bulan) karena keterkaitannya dengan peredaran bulan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,Maka Dia (Allah) mengabarkan bahwa hilal-hilal itu adalah patokan waktu bagi manusia dan ini umum dalam setiap urusan mereka, lalu Allah menjadikan hilal-hilal itu sebagai patokan waktu bagi manusia dalam hukum-hukum yang ditetapkan oleh syari’at, baik sebagai tanda permulaan ibadah maupun sebagai sebab diwajibkannya sebuah ibadah dan juga sebagai patokan waktu bagi hukum-hukum yang ditetapkan berdasarkan syarat yang dipersyaratkan oleh seorang hamba.
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa  berkalender Hijriyyah merupakan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam,
إذا رأيتم الهلال فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فاقدروا له
Apabila kalian melihat hilal (awal Ramadhan) maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya (pada akhir bulan) maka berbukalah (Idul Fithri). Maka apabila (pandangan) kalian tertutupi mendung genapkanlah bulan dengan tiga puluh“(HR. Al-Bukhari 2/674, Muslim 2/762).
Sisi pendalilan
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan akhir bulan Sya’ban dan masuknya bulan Ramadhan dengan melihat hilal dan diqiyaskan dengan hal ini bulan-bulan yang lain.
Fadhilatusy Syaikh Dr. Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin rahimahullah berkata,
Aku wasiatkan kepada umat ini dan pihak yang berwenang di negeri kaum muslimin di manapun berada untuk berpegang teguh dalam penanggalan mereka dengan kalender Hijriyah dalam rangka menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dalam rangka berpegang teguh dengan Sunnah Khulafa ar-Rasyidin dan Ijma’ (kesepakatan) sahabat, dan sebagai bentuk kebanggaan dengan apa yang telah disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala(Istikhdamut Tarikhil Miladi,http://www.dorar.net/art/223).

2. Berpegang Teguh Dengan Sunnah Al-Khulafa Ar-Rasyidin dan Ijma’ Sahabat

Berkalender Hijriyyah merupakan bentuk berpegang teguh dengan Sunah Khulafa Ar-Rasyidin dan Ijma’ sahabat, mengapa?
Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata dalam Shahihnya,
Bab Penanggalan. Darimana mereka menentukan penanggalan?
عن سهل بن سعد قال ما عدوا من مبعث النبي صلى الله عليه وسلم ولا من وفاته ما عدوا إلا من مقدمه المدينة
“Dari Sahl bin Sa’ad berkata, Mereka (para Sahabat) tidaklah menghitung (penanggalan) berdasarkan saat diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak pula berdasarkan wafat beliau, namun hanyalah berdasarkan awal tahun masuknya beliau ke kota Madinah (Hijrah)”.
Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan tentang sejarah asal pencanangan kalender Hijriyyah, bahwa Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu ditegur oleh Abu Musa radhiallahu ‘anhu ketika menulis surat tanpa tanggal lalu Umar pun memerintahkan orang-orang untuk membuat penanggalan dengan dasar hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka pun melakukannya (http://library.Islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=7151&idto=7154&bk_no=52&ID=2186).
Berarti nampak dari penjelasan di atas, bahwa pencetus kalender Hijriyyah adalah salah satu dari Al-Khulafa Ar-Rasyidin, yaitu Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu dan diikuti oleh para sahabat radhiallahu ‘anhum tanpa ada penentangan sedikit pun, ini menandakan telah terjadi ijma’ (kesepakatan) di antara mereka.

3. Berkalender Hijriyyah Berarti Memudahkan Kita Mengetahui Waktu-Waktu Ibadah

Banyak waktu-waktu ibadah yang ditentukan dengan kalender Hijriyyah, misalnya tentang ibadah haji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَسْأَلونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji” (QS. Al-Baqarah: 189).

4. Berkalender Hijriyyah artinya mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyelisihi musyrikin

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam secara umum memerintahkan kita untuk menyelisihi perkara yang menjadi ciri khas kaum musyrikin, beliau bersabda,
خالفوا المشركين
“Selisihilah kaum musyrikin!” (Muttafaqun ‘alaihi).
Sedangkan nashara serta romawi sebagai biang kerok munculnya kalender masehi adalah bagian dari kaum musyrikin. Maka, kita dituntut untuk menyelisihi mereka dalam perkara yang menjadi ciri khas mereka (diantaranya dalam masalah berkalender masehi)  (baca Tahukah Anda 5 Rahasia dibalik kalender masehi?).

5. Berkalender Hijriyyah Menunjukkan Keterikatan Diri Kita dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam

Hal ini karena dasar perhitungan kalender Hijriyyah adalah berdasarkan hijrahnya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga membuat setiap orang yang berpenanggalan dengan kalender ini akan mengingat hjrah dan perjuangan Nabinya shallallahu ‘alaihi wasallam, serta mengingatkan pada peristiwa-peristiwa Islam dan keadaan-keadaan kaum muslimin di masa lalu. Selanjutnya diharapkan setiap muslim yang berkalender dengannya akan bisa mengambil suri tauladan dari Nabinya shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa tersebut.

6. Berkalender Hijriyyah Artinya Mengibarkan Bendera Syi’ar Umat Islam dan Simbol Kekokohan Jati Diri Mereka

Umat Islam bukan umat pengekor. Umat Islam adalah pemimpin dunia. Khalifatun fil ardh, maka tentunya tidak pantas kalau mengambil simbol kuffar dengan penanggalan masehi. Bahkan seorang muslim diperintahkan untuk memiliki jati diri yang khas.
Wa shallallahu ‘ala Muhammadin wa ‘ala Alihiwa Shahbihi wa sallam, wa Akhiru Da’waanaa anil Hamdulillah Rabbil ‘Alamin.